Sabtu, 23 Maret 2013

Analisis Perkembangan Alam Pikiran Manusia - IAD

Nama: Tika Oktaviani Kelas/NPM: 1PA01/17512386 Analisis Perkembangan Alam Pikiran Manusia 1.1 PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA 1. Sifat Unik Di bumi ini makhluk yang sifatnya organis (makhluk hidup), makhluk hidup tunduk pada kehidupan (biologis). Masing-masing memiliki tingkat-tingkat dalam perwujudannya. Makhluk Organisme mempunyai perilaku. Tumbuhan sebagai makhluk terendah memiliki perikehidupan yang sederhana. Binatang yang lebih tinggi tingkatannya memiliki perilaku yang lebih baik. Manusia sebagai makhluk tertinggi memiliki perilaku yang lebih sempurna. Secara umum makhluk-makhluk tersebut memiliki beberapa prinsip yang sama, anatara lain, daya gerak, naluri untuk mempertahankan diri, serta untuk mengembangkan keturunnanya. Dibandingkan dengan makhluk lain, jasmani manusia lebih lemah, tetapi rohani atau akal budi dan kemauannya sangat kuat. Akal bersumber pada otak, budi bersumber pada jiwa. Perbedaan manusia dibandingkan binatang, antara lain: a. Manusia dapat berpikir sehingga merupakan makhluk yang cerdas atau bijaksana (Homo sapiens); Contoh: Manusia dalam bertindak selalu menggunakan akal pikirannya dan memalui proses berpikir. Sehingga manusia tau mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Seperti halnya dalam memenuhi kebutuhan pangan. Manusia berburu untuk dapat tetap makan dan hidup atau berkebun untuk dapat hasil buah yang nantinya bisa di konsumsi. b. Manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya, sehingga disebut manusia kerja (Homo faber); Contoh: Manusia dapat menciptakan listrik. James Watt adalah seorang penemu listrik yang sampai saat ini hasil penemuannya digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari (penerangan, pengairan,dll). c. Manusia dapat berbicara (Homo longuens) sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain; Contoh: Hal ini juga yang membedakan derajat manusia dengan makhluk lain. Manusia dapat berkomunikasi melalui bahasa dan menghafal banyak kosakata. Lain hal dengan seekor simpanse. d. Manusia hidup bermasyarakat (Homo socius); Contoh: Di dunia ini manusia tidak mampu hidup sendiri. Semua manusia hidup saling berdampingan serta saling membutuhkan. Karena itulah hakekat sebgai manusia. e. Manusia dapat mengadakan usaha atau kegiatan ekonomi (Homo economicus); Contoh: Karena kebutuhan hidup semakin meningkat serta lapangan pekerjaan yang semakin bervariatif. Maka manusia di tuntut untuk mampu bersaing dalam dunia pasar. Sehingga manusia banyak yang memilih untuk berdagang sebgai profesinya. f. Manusia berkepercayaan atau beragama (Homo Religieus). Contoh: Manusia memiliki kepercayaan, tetapi kepercayaan manusia di dunia bermacam-macam. Ada yang mempercayai adanya Allah dan ada yang tidak. Ada yang mempercayai bahwa Allah adalah matahari. Tapi pada dasarnya semua memiliki kepercayaan bahwa manusia ada di dunia ini karena diciptakan oleh sang pencipta yaitu Allah. 2. Rasa Ingin Tahu Dengan akal budi manusia timbul rasa ingin tahu yang selalu berkemabang. Rasa ingin tahu itu tidak pernah dapat dipuaskan. Dalam benaknya manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa sesuangguhnya (know what), bagaimana sesuatu terjadi (know how), dan mengapa demikian (know why) tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya, termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk memahamai dan menjelaskan gejala-gejala alam (makrokosmos dan mikrokosmos) serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga akhirnya manusia dapat mengupulkan pengetahuan. Rasa ingin tahu yang harus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia. Contoh: Manusia juga memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi. Karena itulah manusia belajar. Karena melalui belajar manusia dapat menemukan jawaban atas pertanyaannya. Manusia belajar ilmu kedokteran karena manusia ingin tahu apakah yang menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung, atau seorang filsuf ingin mengetahui bagaimana manusia dapat terlahir ke bumi. Dengan mempelajari kitab suci manusia dapat menemukan jawaban mengenai asal-usul terciptanya manusia. 1.2 MITOS, PENALARAN DAN CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN Mitos adalah sebuah imajinasi dari manusia yang berusaha untuk menerangkan gejala alam yang ada pada saat itu yang dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib. Namun, disebabkan oleh keterbatasan manusia dalam menjelaskan hal tersebut sehingga cenderung diidentikkan dengan seorang dewa/dewi, tokoh misteri serta sesuatu yang berbau mistis. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari. Contoh lain: “Mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: “Yang berkuasa dari gunung itu sedang marah”. Dengan menggunakan jalan pemikiran yang sama muncullah anggapan adanya “Yang kuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut legenda. Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia misalnya: 1. Alat Penglihatan Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya. Contoh: Seseorang yang berpendapat meilhat UVO atau kendaraan yang digunakan oleh makhluk luar angkasa. Padahal itu adalah pecahan meteor yang sangat kecil yang jatuh ke bumi setelah hancur saat bergesekan dengan atmosfer bumi. Sepintas cahaya itu menyerupai bentuk UVO. 2. Alat Pendengaran Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak terdengar. Contoh: kita sering kali mendengar suara aneh saat tengah malam. Suara-suara itu biasanya dihasilkan oleh bunyi detik dari jam tangan maupun jam didinding yang ada di rumah atau di sekeliling kita. Bunyi itu ada setiap saat namun tidak terdengar saat siang hari karena terlalu bising. Dan saat malam hari bunyi itu akan terdengar jelas. 3. Alat Pencium dan Pengecap Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya . manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis, masam ,asin dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain namun tidak semua orang bisa melakukannya. Contoh: Manusia dapat merasakan bahwa cabai itu rasanya pedas setelah mencobanya. Namun ketika ada coklat menyerupai warna dan bentuk cabai, seseorang yang tidak menyukai rasa pedas akan enggan mencobanya. Dikarenakan persepsi orang tersebut mengenai cabai, yaitu pedas. 4. Alat Perasa Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun sangat relative sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat. Contoh: manusia tau dimana letak tekanan yang diberikan pada kulitnya meskipun dengan mata yang tertutup. Sehingga dapat dikatakan manusia dapat mebedakan bentuk dan tekstur sebuah benda yang menyentuh kulitnya. Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di antara manusia: ada yang sangat tajam penglihatannya, ada yang tidak. Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang lemah. Akibat dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat indera tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas. Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat. Meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena: a. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan alat; b. Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu; c. Hasrat ingin tahunya terpenuhi. Menurut Auguste comte (1798-1857),dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung tiga tahap: 1. Tahap teologi atau fiktif Pada tahap teologi atau fiktif manusia berusaha untuk mencaari atau menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasi dan diatur oleh para dewa atau kekuatan ghaib lainnya. 2. Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan ghaib , melainkan kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu melakukan abstraktasi guna menemukan hakikat segala sesuatu. 3. Tahap positif atau ilmiah riel Tahap positif atau riel merupakan tahap dimana manusia telah mampu berfikir secara positif atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif , melalui pengamatan , percobaan dan perbandingan.  Legenda adalah sebuah cerita yang dirangkai secara turun temurun dan dipercayai oleh masyarakat karena terbukti secara logis dalam pendeskripsian ceritanya, cenderung mengemukakan kehadiran seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah. Contoh: Legenda Banyuwangi, yang sampai sekarang nama Banyuwangi menjadi nama sebuah kota di Jawa Timur. Legenda tersebut berasal dari legenda seorang istri yang difitnah oleh ibu mertuanya bahwa ia selingkuh saat suaminya sdang berperang. Suaminya pun mempercayai perkataan Ibunya. Sampai akhirnya sang istri bertaruh apabila ia menceburkan dirinya ke sungai dan sungainya berbau wangi maka ia tidak berbohong atau ia tidak pernah menghianati cinta suaminya. Tetapi jika setelah ia tenggelam dan airnya berbau busuk, maka benar ia telah menghianati suaminya. Dan ternyata air tersbut mengeluarkan bau harum. Sehingga sang suami pun sangat menyesal karena tidak mempercayai istrinya sendiri.  Cerita Rakyat merupakan suatu peristiwa yang dikisahkan untuk menjelaskan akan terjadinya sesuatu yang ada dimuka bumi ini. Salah satu contoh kisah rakyat yakni tangkuban perahu sebagai perwujudan kemarahan sangkuriang yang telah gagal dalam mewujudkan calon pinangannya yang merupakan ibu kandungnya sendiri. Kisah bawang merah dan bawang putih yang telah kita kenal sejak dahulu dapat menjadi salah satu contoh dalam hal ini. Contohnya: Malin Kundang, Si Pitung, Timun Mas. Contoh: Pada zaman dahulu Jakarta memiliki seorang jawara atau yang biasa kita sebut sebgai pahlwan. Ia seorang laki-laki tampan, baik hati dan jago bela diri. Ia bernama Pitung, kesehaiannya dia digambarkan sebgai sosok yang sederhana dan suka menolong kaum yang lemah. Ia juga selalu membela yang benar. Dan ia sangan terkenal sebagai jawara betawi. PENALARAN Penalaran terbagi menjadi dua yaitu : 1. Penalaran Deduktif yaitu cara berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dan menggunakan pola berpikir silogisme. 2. Penalaran Induktif yaitu cara berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dan terkait dengan pengetahuan empirisme. CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN Menurut Charles Price ada 4 macam cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu: 1. Percaya, seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar. 2. Wibawa, sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan benar 3. Apriori, merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu. 4. Metode Ilmiah, seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu2 untuk menentukan benar atau salah. Ilmu pengetahuan dianggap Alamiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu: - Objektif : Pengetahuan itu sesuai dengan Objek - Metodik : Pengetahuan itu diperoleh dengan cara2 tertentu dan terkontrol - Sistematis : Pengetahuan ilmiah itu tersusundalam suatu system, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan ,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yang utuh. - Berlaku Umum / Universal : Pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja ,tapi semua org dengan eksperimentasi yg sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau konsisten. Ada 2 pokok untuk memperoleh pengetahuan yaitu: 1. Empiris Yaitu pengetahuan yg disusun berdasarkan pada pengalaman, paham yg dikembangkan disebut Empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh melalui penalaran rasional yg abstrak,namun diperoleh melalui pengalaman yg kongkrit. 2. Rasionalisme Yaitu suatu cara yg didasarkan pada suatu rasio. Padanganya menyatakan rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian hanya rasio sajalah yg dapat membawa orang kepada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam segala jalan pikiran Beberapa alasan mengapa manusia mudah menerima mitos: 1. Keterbatasan pengetahuan manusia, pada umunya manusia memperoleh informasi dari cerita orang yang mengetahui akan suatu hal. Kemudian hal ini bepindah telinga kepada manusia yang lain. yang menjadi masalah adalah kebenaran tentang informasi atau pengetahuan yang muncul dan telah menyebar tersebut. 2. Keterbatasan manusia dalam menalarkan sesuatu, ini dikarenakan kemampuan berpikir manusia pada saat itu masih latih. Sehingga pemikiran yan dihasilkan dapat benar dan dapat pula salah. 3. Keingintahuan manusia yang telah terpenuhi untuk sementara, mengadung pengertian bahwa ketika manusia tlah mampu menalarkan sedikit hal yang ada dalam pikirannya maka disitulah letak kepuasan manusia yang diterimanya secara intuisi. 4. Keterbatasan alat indera manusia, selain beberapa hal diatas keterbatasan manusia terhadap bagaimana Ia menggunakan alat inderanay masih terbatas sehingga jangkauan yang sangat detail dalam suatu penciptaan hal yang baru masih bisa diragukan. DAFTAR PUSTAKA Harmoni, Ati. 1996. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Jakarta: Gunadarma. http://alifatulazizah.wordpress.com/2012/04/01/mitos-penalaran-dan-cara-memperoleh-pengetahuan. Diakses pada 16 Maret 2013. Pukul 20.00 http://sananiria.blogspot.com/2013/01/metode-ilmiah-pengertian-karakteristik.html. Diakses pada 16 Maret 2013. Pukul 20.00 http://ochelandking.blogspot.com/2010/04/ilmu-kealaman-dasar.html. Diakses pada 16 Maret 2013. Pukul 20.00 http://rene-wulan.blogspot.com/2012/04/ruang-lingkup-ipa-iad-tugas-2.html. Diakses tanggal 18 Maret 2013. Pukul 19.00 http://pelitha.blogspot.com/2012/04/ruang-lingkup-ipa.html. Diakses tanggal 18 Maret 2013. Pukul 20.19. http://farid-wuz.blogspot.com/2013/03/ruang-lingkup-ipa.html. Diakses tanggal 21 Maret 2013. Pukul 10.00. http://blog.uin-malang.ac.id/amindheche/2011/02/15/ilmu-alamiah-dasar/. Diakses tanggal 23 Maret 2013. Pukul 14.30. http://izzati-site.blogspot.com/2012/09/makalah-pengertian-dan-ruang-lingkup.html. Diakses tanggal 23 Maret 2013. Pukul 15.25.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar