Kira-kira
sekitar dua minggu yang lalu, ketika saya datang ke sebuah tempat. Sebuah
kantor yang sederhana, terletak di pusat kota Jakarta, di pinggir kali
ciliwung. Sebuah kantor yang telah dua kali saya kunjungi, hari itu adalah kali
ketiga saya datang. Di sebuah rumah berlantai 2, cukup banyak buku-buka bacaan
disana layaknya perpusatakaan, dan beberapa mainan anak-anak. Kantor itu adalah
kantor yayasan GNI (Gugah Nurani Indonesia). Saat ini saya dan beberapa teman
saya dari Universitas Gunadarma bergabung menjadi relawan pengajar. Kami
membuat kegiatan rutin di daerah Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat. Sebuah
kegiatan belajar gratis yang dilaksanakan pada setiap RT. Saat ini kami baru
memiliki tujuh lokasi belajar dari target kam 48 lokasi. Meskipun dengan
keadaan seadanya tetapi kami tetap semngat membagikan ilmu yang kami miliki
walau hanya sedikit.
Minggu
demi minggu telah kami jalani, saya mulai bertanya-tanya apakah yang saya
lakukan ini benar? Apakah saya mampu? Tanpa di sengaja ketika saya sedang mencari
buku bacaan untuk di berikan kepada anak-anak di kelompok saya tiba-tiba saya
melihat sebuah buku yang masih terbungkus rapi. Jdulnya cukup menarik untuk
saya, tetapi buku tersebut masih di segel. Saya pun bertanya kepada kak Aam
selaku pengurus di yayasan tersebut.
“Kak,
boleh tidak saya buka segel buku ini dan saya pinjam beberapa hari?” tanya saya.
“Jika
buku ini bisa bermanfaat untuk kamu, silahkan saja di buka dan di pinjam.”,
jawab kak Aam sambil tersenyum.
Buku
yang saya temukan ini bukan buku yang besar dan tebal, karena saya juga bukan
tipe orang yang suka membaca buku terlalu tebal. Hal tersebut membuat saya
bosan dan terkadang saya tidak menemukan esensi dari buku itu karena terlalu
banyak penjelasan. Buku yang saya ceritakan ini memiliki judul yang cukup luar
biasa untuk saya karena saat itu saya sedang menghadapi banyak hal-hal baru
termasuk belajar menjadi public speaking. Saya merasa menjadi seorang
pembicara, trainer maupun fasilitator selain memiliki keahlian kita juga harus
memiliki kepercayaan diri yang cukup bagus. Dan saya mendapatkan ilmu baru dari
buku yang saya baca, buku ini berjudul “Kiat-kiat Pede untuk Meningkatkan Rasa
Percaya Diri”, karya Ros Taylor.
Judul
Buku : Kiat-kiat Pede untuk
Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Pengarang :
Ros Taylor
Penerjemah : Rosi L. Simamora
Jumlah
halaman : 266 halaman
Penerbit
: Gramedia Pustaka
Utama
Tahun Terbit : 2011
Resensi
buku:
Didalam
buku ini kita diberikan kiat-kiat untuk menghadapi krisi kepercayaan diri.
Dimulai dari krisis dari dalam diri, dengan pasangan, dengan keluarga, sahabat
dan di tempat kerja. Banyak orang seringkali merasa dirinya tidak mampu
melakukan sesuatu yang besar, merasa takut untuk mengatakan sesuatu ide ataupun
merasa dirinya harus berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu danharus melakukannya dengan sempurna. Kurangnya rasa
percaya diri serigkali kita alami ketika kita harus berhadapan dengan banyak
orang. Dan itu bukanlah sesuatu hal yang menakutkan lagi, karena melalui buku
ini kita akan mendapatkan ilmu bagaimana cara untuk memanage diri kita ketika
menghadapi rasa kurang percaya diri
Dari
5 bab pembahasan saya paling menyukai bab 1 dan bab 3 yang membahas rasa
percaya diri dari dalam dan rasa percaya diri dengan keluarga. Tidak bisa di
pungkiri bahwa keluarga sedikit banyak membentuk karakter seseorang, sebagian
sifat kita pun diwariskan oleh kedua orang tua kita. Tetapi menurut teori
behaviorisme perilaku seseorang berasal dari pembelajaran, apa yang ia lihat,
alami dan rasakan. Sama halnya rasa percaya diri itu juga muncul dari dalam
diri kita sendiri. Setiap orang memiliki emosi, emosi tersebut ada yang
bersifat positif dan bersifat negatif. Emosi yang negatif yang seringkali
merusak segalanya termasuk planing atau rencana kita. Seringkali kita terlalu
terbawa suasana hingga lupa untuk berpikir yang masuk akal dan relaistis.
Didalam buku ini secara sederhana dengan bahasa yang mudah kita mengerti, dijelaskan
penyebab-penyebab rasa kurang percaya diri itu muncul dan bagaimana kita
menyikapi hal tersebut. Buku ini pun menyajikan trik untuk menjadi seorang yang
percaya diri.
Untuk
kasus percaya diri yang berasal dari dalam diri ada trik yang mudah untuk kita
aplikasikan dalam meningkatkan rasa percaya diri yang ada dalam diri kita,
yaitu:
1. Kita
harus bersikap aktif ketika kita dilanda depresi dan pikiran-pikiran negatif,
hindari diri untuk merenungkan hal-hal yang memicu kita untuk semakin berpikir
atau berprasangka negatif.
2. Nilai
perasaan kecewa, marah dan sedih kita dalam skala 1-10. Hal tersebut akan
membantu kita untuk berpikir logis dan realistis.
3. Tuliskan
hal-hal yang mengganggu kita dalam buku harian.
4. Ketika
kita berada di tengah orang-orang asing berhenti sejenak dan membayangkan bahwa
kita adalah idola mereka jika perlu tirukan gerakan-gerakan mereka sehingga
akan membantu kita merasa lebih percaya diri.
5. Jika
kita mendapatkan masalah atau mengalami krisi tanyakan pada diri kita sendiri
bagaimana cara kita sebelumnya dalam menghadapi masalah, dan katakan bahwa kita
akan mengatasinya kembali.
6. Carilah
sesuatu yang membuat kita tersenyum dan semangat lagi esok hari.
Cara-cara
atau trik tersebut dapat membantu kita untuk menjadi lebih positif dalam
melakukan segala sesuatu serta meningkatkan kepercayaan diri kita. Bangun rasa
percaya diri sejak dini, karena hal tersebut merupakan pondasi bagi kita agar
orang lain mau mempercayai kita dan kemampuan kita. Kenalilah emosimu dan
jadilah dirimu apa adanya dan gali potensi didalam dirimu.
Daftar
Pustaka
Taylor,
Ros. Kiat-Kiat Pede. Terjemahan Rosi L. Simamora. Jakarta: Gramedia. 2011.