Jumat, 24 April 2015

Artikel 3 - Terapi Client-Centered

            Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan client-centered adalah cabang khusus dari terapi humanistik yang menggaris bawahitindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan fenomenanya. Terapis berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu klien dalam menemukan kesnaggupan-kesanggupan –kesanggupan untuk memecahkan masalah. Pendekatan client-centered menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri. Hubungan terapeutik antara terapis dan klien merupakan katalisator bagi perubahan, klien menggunakan hubungan yang unik sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran dan untuk menemukan sumber-sumber terpendam yang bisa digunakan secara konstruktif dalam pengubahan hidupnya.

            Filsafat dasar terapi client-centered memandang manusia secara positif, manusia memiliki suatu kecenderungan ke arah menjadi berfungsi penuh. Dalam konteks hubungan terapeutik, klien mengalami perasaan-perasaan yang sebelumnya diinginkan. Klien mengaktualkan potensi dan bergerak ke arah meningkatkan kesadaran, spontanitas, kepercayaan kepada diri, dan keterarahan.
            Tujuan terapi client-centered adalah menyediakan suatu iklim yang aman dan kondusif bagi eksplorasi diri klien sehingga ia mampu menyadari penghambat-penghambat pertumbuhan dn aspek-aspek pengalaman diri yang sebelumnya diingkariatau didistorsinya. Membantu klien agar mampu bergerak ke arah keterbukaan terhadap pengalaman serta meningkatkan spontanitas dan perasaan hidup.
            Hubungan terapis dengan klien pada terpai client-centered amat penting. Kualitas-kualitas terapis yang mencakup kesejatian, kehangatan, empati yang akurat, respek, sikap permisif, dan kemampuan mengkomunikasikan sikap-sikap tersebut kepada klien, ditekankan. Klien menggunakan hubungan yang nyata dengan terapis itu untuk menterjemahkan belajardiri kedalam hubungan-hubungan yang lain.
            Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi client-centered adalah penggunaan banyak teknik-teknik, tetapi menitikbertakan sikap-sikap terapis. Teknik-teknik dasar mencakup mendengarkan aktif, merefleksikan perasaan-perasaan, menjelaskan dan hadir bagi klien. Dukungan dan pemberian keyakinan bagi klien bisa digunakan jika layak. Pendekatan ini tidak memasukan pengetesan diagnostik, penafsiran, kasus sejarah, dan bertanya atau menggali informasi.
            Pendekatan ini bisa diterapkan secara luas pada konseling dan terapi individual serta kelompok bagi pengajaran yang terpusat pada siswa. Sumbangan yang unik dari pendekatan ini adalah menjadikan klien mengambil sikap aktif dan memikul tanggungjawab untuk mengarahkan jalannya terapi. Pendekatan ini menentang peran terapis tradisional yang umumnya menggunakan teknik-teknik diagnosis, menggali dan menafsirkan serta menentang pandangan yang melihat terapis sebagai ahli.

Sumber:
Corey, G. (1999). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar