Jumat, 24 April 2015

Psikoterapi - Terapi Client-Centered

            Carl Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, illionis, sebuah daerah pinggiran Chicago.Masuk psikologi klinis di Columbia University dan menerima gelar Ph.D thn 1931.Tahun 1942, dia menulis buku pertamanya, Counseling and Psychotherapy. Pada tahunn 1945 dia di undang untk mendirikan pusat konseling di Universitas of Chicago.Tahun 1946-1957 menjadi Presiden the American Psychological Association.Dia meninggal pd thn 1987.
            Konsep kepribadian dari Carl Rogers :
1.      Tingkah laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia memandang realita secara subyektif.Dengan memandang segala sesuatu secara obyektif seseorang akan lebih mampu dalam memahami sesuatu lebih dalam.
2.      Bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri.
3.      Manusia itu Bebas, Rasional, Utuh, mudah berubah, sebjektif, heterostatis, dan sukar di pahami.
4.      Teori Rogers adalah memanusiakan manusia.
5.      Rogers terkenal dengan terapy client-centered therapy.
Rogers adalah orang yang pertama melibatkan peneliti ke dalam sesi terapi (memakai tape recorder) yang pada tahun 1940 membuka sesi klien untuk di cermati orang lain. Tekniknya mudah di pahami dan banyak bermanfaat bagi klien, sehingga tersebar luas di kalangan konselor pendidikan, konselor dan bimbingan dan pekerja sosial. Untuk mempergunakannya di butuhkan sedikit atau tanpa pengetahuan mengenai diagnosis dan dinamika kepribadian.

-          Hakekat Pribadi (self):
·         Setiap organisme berada dalam dunia pengalaman yang terus-menerus berubah.karena mengikuti dari bentuk karakteris dari pengalaman itu sendiri yang selalu dinamis.
·         Organisme menanggapi dunia sesuai dengan persepsinya, dikarenakan organisme tersebut mempunyai kapabilitas dan kemampuan untuk hal tersebut
·         Organisme mereaksi medan fenomena secara total. Hal bisa disebabkan karena organism tersebut juga mempunyai sifat adaptif
·         Organisme mempunyai kecendrungan pokok yakni keinginan untuk aktualisasi diri.
·         Pada dasarnya tingkah laku merupakan usaha yang berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan.
·         Emosi akan menyertai tingkah laku dan seberapa penting tingkah laku dalam usaha aktualisasi diri.
·         Untuk memahami tingkah laku seseorang itu harus memandang orang itu sendiri.
·         Self adalah kesadaran akan keberadaan dan fungsi diri, yg di peroleh melalui pengalaman di mana diri(“I” atau “me”).
·         Self struktur adalah suatu pola pangamatan yg bersifat utuh/ bulat, teratur mudah bergerak dan selalu konsisten dalam nilai-nilai lingkungan.
·         Apabila terjadi konflik dgn nilai-nilai, maka orgnisme akan merevisi gambaran dirinya dan di asimilasi.
·         Pengalaman yg terjadi dalam kehidupan seseorang maka akan di proses: disimbulkan, diabaikan, diingkari atau di kaburkan.
·         Organisme menolak menyadari pengalaman sensorik yg tdk dpat disimbulkan dan di susun dlm kesatuan self-structurya.
·         Psyhological adjusment terjadi apabila dapat menampung semua pengalaman dlam konsep diri.
·         Setiap pengalaman yg tidak sesuai dgn self-structure akan di amati sebagai  ancaman Khusus dlm kondisi bebes dari ancaman struktur self  dapat di amati dan di uji.
·         Apabila organisme mengamati dan menerima semua pengalaman orang lain maka dia akan lebih mengerti individu yg berbeda.
·         Semakin banyak  individu mengamati dan menerima pengalaman sensorik ke dalam selfnya kemungkinan nilai-nilai semakin besar.
Sruktur kepribadian menurut Carl Rogers.antara lain :
1.      Organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat.
2.      Phenomenal field (medan fenomenal) adalah keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, di sadari maupun  tidak di sadari antara lain: pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal (persepsi mengenai dunia luar).Meliputi pengalama yang disimbulkan (di amati dan di susun dalam kaitanya dengan diri sendiri). Semua persepsi bersifat subyektif, benar bagi diri sendiri. Medan fenomenal seseorang tidak dapat di ketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi empatik, itupun pengetahuan yang di peroleh tidak bakal sempurna.
3.      Selfmerupakan bagian medan fenomena yang terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar dari pada “I” atau “me”.
            Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan client-centered adalah cabang khusus dari terapi humanistik yang menggaris bawahitindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan fenomenanya. Terapis berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan membantu klien dalam menemukan kesnaggupan-kesanggupan –kesanggupan untuk memecahkan masalah. Pendekatan client-centered menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri. Hubungan terapeutik antara terapis dan klien merupakan katalisator bagi perubahan, klien menggunakan hubungan yang unik sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran dan untuk menemukan sumber-sumber terpendam yang bisa digunakan secara konstruktif dalam pengubahan hidupnya.
            Filsafat dasar terapi client-centered memandang manusia secara positif, manusia memiliki suatu kecenderungan ke arah menjadi berfungsi penuh. Dalam konteks hubungan terapeutik, klien mengalami perasaan-perasaan yang sebelumnya diinginkan. Klien mengaktualkan potensi dan bergerak ke arah meningkatkan kesadaran, spontanitas, kepercayaan kepada diri, dan keterarahan.
            Tujuan terapi client-centered adalah menyediakan suatu iklim yang aman dan kondusif bagi eksplorasi diri klien sehingga ia mampu menyadari penghambat-penghambat pertumbuhan dn aspek-aspek pengalaman diri yang sebelumnya diingkariatau didistorsinya. Membantu klien agar mampu bergerak ke arah keterbukaan terhadap pengalaman serta meningkatkan spontanitas dan perasaan hidup.
            Hubungan terapis dengan klien pada terpai client-centered amat penting. Kualitas-kualitas terapis yang mencakup kesejatian, kehangatan, empati yang akurat, respek, sikap permisif, dan kemampuan mengkomunikasikan sikap-sikap tersebut kepada klien, ditekankan. Klien menggunakan hubungan yang nyata dengan terapis itu untuk menterjemahkan belajardiri kedalam hubungan-hubungan yang lain.
            Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi client-centered adalah penggunaan banyak teknik-teknik, tetapi menitikbertakan sikap-sikap terapis. Teknik-teknik dasar mencakup mendengarkan aktif, merefleksikan perasaan-perasaan, menjelaskan dan hadir bagi klien. Dukungan dan pemberian keyakinan bagi klien bisa digunakan jika layak. Pendekatan ini tidak memasukan pengetesan diagnostik, penafsiran, kasus sejarah, dan bertanya atau menggali informasi.
            Pendekatan ini bisa diterapkan secara luas pada konseling dan terapi individual serta kelompok bagi pengajaran yang terpusat pada siswa. Sumbangan yang unik dari pendekatan ini adalah menjadikan klien mengambil sikap aktif dan memikul tanggungjawab untuk mengarahkan jalannya terapi. Pendekatan ini menentang peran terapis tradisional yang umumnya menggunakan teknik-teknik diagnosis, menggali dan menafsirkan serta menentang pandangan yang melihat terapis sebagai ahli.

Sumber:
Corey, G. (1999). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar