Jumat, 24 April 2015

Artikel 1 - Terapi Psikoanalisi

            Psikoanalisis adalah suatu sistem dalam psikologi yang berasal dari penemuan-penemuan Freud dan menjadi dasar dalam teori psikologi yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik. Psikoanalisis memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Dorongan-dorongan ini sebagaian di sadari dan sebagian besar tidak di sadari. Konflik timbul karena ada dorongan-dorongan yang saling bertentangan sebagai manifestasi dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial disamping biologis. Psikoanalisis meamandang lingkungan keluarga sebagai sumber utama dan aspek-aspek yang memiliki kaitan dengan tubuhnya. Teori yang di kemukakan oleh Freud banyak dilandasi oleh hal-hal biologis. Meliputi pengalaman-pengalaman dunia dalam dan luar, dasar biologis dan peranan sosial seseorang yang kesemuanya berfungsi dalam kehidupan pribadi maupun kelompok.
            Filsafat utama dari terapi psikoanalisis adalah manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini. Motif-motif dan konflik-konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang. Kekuatan-kekuatan irasional kuat, orang di dorong oleh dorongan-dorongan seksual dan agresif. Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang di represi.
            Tujuan dari terapi psikoanalaisis adalah membuat hal-hal yang tidak disadari menjadi di sadari. Merekonstruksi kepribadian dasar. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak dini dengan menembus konflik. Konflik yang direpresi. Kesadaran intelektual.
            Hubungan terapis dengan klien pada terapi psikoanalisis adalah terapi atau analis tetap anonim dan klien mengembangkan proyeksi-proyeksi terhadap terapis. Berfokus kepada resistensi-resistensi yang berkembang dengan menangani transferensi dan kepada pengembangan kendali yang lebih rasional. Klien mengalami analisis jangka panjang yang intensif, dan terlibat dalam asosiasi bebas untuk menyingkap konflik-konflik. Klien memperoleh pemahaman dengan berbicara. Terapis membuat penafsiran-penafsiran untuk mengajari klien tentang makna tingkah llakunya sekarang sambil menghubungkannya dengan masa lampau.

            Teknik-teknik utama dari terapi psikoanalisis adalah penafsiran, analisis mimpi, asosiasi bebas, analisis resistensi, dan analisis transferensi. Kesemua teknik tersebut dirancang untuk membantu klien memperoleh jalan masuk ke dalam konflik-konflik tak sadar yang mengarah kepada pemahaman dan asimilasi material baru oleh ego. Diagnosis dan pengetesan sering digunakan. Pertanyaan-pertanyaan digunakan untuk mengembangkan suatu kasus sejarah.

Sumber:
Corey, G. (1999). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

Gunarsah, S.D. (1996). Konseling dan psikoterapi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar