Banyak ahli psikologi amerik yang
menunjukkan keprcayaan pada definisi-definisi operasional dan hipotesis yang
bisa diuji serta memandang usaha memperoleh data empriris sebagai satu-satunya
pendekatan yang sahih guna memperoleh informasi tentang tngkah laku manusia. Pendekatan
eksis tansial-humanistik, di lain pihak, menekankan renungan-renungan filosofis
tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh. Banyak ahli psikologi yang
berorientasi eksistensial yang mengajukan argumen menentang pembatasan studi
tingkah laku manusia pada metode-metode yang digunakan oleh ilmu pengetahuan
alam.
Tujuan dasar banyak pendekatan
psikoterapi adalah membantu individu agar mampu bertinak, menerima kebebasan
dan tanggungjawab untuk tindaknnya. Terapi eksistansial humanistik berpijak
pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan diri dari kebebasan dan bahwa
kebebasan dan tanggungjawab itu saling berkaitan.
Filsafat dasar dari terapi
eksistansial humanistik adalah berfokus pada sifat dan kondisi manusia yang
mencangkup untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukkan nasib sendiri,
kebebasan dan tanggungjawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian
makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendirian dan berada
dalam hubungan dengan orang lain, keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan
mengaktualkan diri.
Tujuan dari terapi eksistansial
humanistik adalah menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri
dan pertumbuhan. Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi. Membantu
klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dengan memperluas kesadaran
diri. Membantu klien agar bebas dan bertanggungjawab atas arah kehidupannya
sendiri.
Hubungan terapis dalam terapi
eksistansial humanistik adalah terapis memiliki tugas utama menangkap secara
akurat ada-dalam-dunia klien serta menciptakan suatu pertemuan yang personal
dan otentik dengan klien. Klien menemukan keunikan diri dalam hubungannya
dengan terapis. Pertemuan antar manusia, keberadaan hubungan terapis-klien dan
keotentikan pertemuan di sni-dan-sekarang ditekankan. Baik klien maupun terapis
bisa berubah melalui pertemuan.
Teknik terapi eksistansial
humanistik hanya sedikit yang dikembangkan, sebab pandangan ini mendahulukan
alih-alih teknik. Terapi eksistansial humanistik bisa meminjam teknik-teknik
dari pendekatan lain. diagnosis, pengetesan, dan pengukuran-pengukuran
eksternal tidak di pandang penting. Pendekatan ini bisa sangat konfrontatif.
Model ini menyajikan suatu
pendekatan bagi konseling dan terapi individual serta kelompok dan untuk
menangani anak-anak dan para remaja, dan berguna untuk diintergrasikan ke dalam
praktek-praktek di sekolah. Sumbangan utamanya adalah penekanannya pada
kebutuhan akan pendekatan subjektif yang berlandaskan suatu pandangan yang
lengkap mengenai apa artinya menjadi manusia. Terapi ini mengingatkan suatu pernyataan folosofis mengenai apa
artinya menjadi pribadi.
Sumber:
Corey,
G. (1999). Teori dan praktek konseling
dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar