KONSEP SEHAT
1. Sehat menurut WHO
1974
Kesehatan adalah
keadaan sempurna baik fisik, mental, social bukan hanya bebas dari penyakit,
cacat dan kelemahan.
2. UU N0. 23/1992
tentang kesehatan
Kesehatan adalah
suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
3. Pepkin’s
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
4. Kesehatan mental
menurut UU No.3/1961
Suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
5. Kesehatan social
Suatu kemampuan untuk
hidup bersama dengan masyarakat dilingkungannya.
6. Kesehatan fisik
Suatu keadaan dimana
bentuk fisik dan fungsinya tidak ada ganguan sehingga memungkinkan perkembangan
psikologis, dan social serta dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan
optimal.
Sesuai dengan
pengertian sehat di atas dapat di simpulkan bahwa kesehatan terdiri dari 3
dimensi yaitu fisik, psikis dan social yang dapat diartikan secara lebih
positif, dengan kata lain bahwa seseorang diberi kesempatan untuk mengembangkan
seluas-luasnya kemampuan yang dibawanya sejak lahir untuk mendapatkan atau
mengartikan sehat.
Meskipun terdapat
banyak pengertian/definisi, konsep sehat adalah tidak standart atau baku serta
tidak dapat diterima secara mutlak dan umum. Apa yang dianggap normal oleh
seseorang masih mungkin dinilai abnormal oleh orang lain, masing-masing
orang/kelompok/masyarakat memiliki patokan tersendiri dalam mengartikan sehat.
Banyak orang hidup sehat walau status ekonominya kekurangan, tinggal ditempat
yang kumuh dan bising, mereka tidak mengeluh adanya gangguan walau setelah
ditimbang berat badanya dibawah normal. Penjelasan ini menunjukan bahwa konsep
sehat bersifat relatif yang bervariasi sangat luas antara sesama orang walau
dalam satu ruang/wilayah.
Sehat tidak dapat
diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat
harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis. Kesehatan sebagai suatu spectrum
merupakan suatu kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan
dalam rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi
puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.
Sehat sebagai suatu
spectrum, Pepkins mendefinisikan sehat sebagai keadaan keseimbangan yang
dinamis dari badan dan fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang dinamis
terhadap kekuatan-kekuatan yang cenderung menggangunya. Badan seseorang bekerja
secara aktif untuk mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan
selalu harus dipertahankan. Berikut adalah tahap-tahap spectrum kesehatan :
·
Positive Health
·
Better Health
·
Freedom from Sickness
·
Spektrum
·
Kesehatan
·
Unrecognized Sickness
·
Mild Sickness
·
Severe Sickness
·
Death
SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN
Berikut sejarah perkembangan Kesehatan masyarakat di Indonesia (Sumber :
Notoatmodjo, 2003)
- Abad
Ke-16 – Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan
kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal
dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu
melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
- Tahun
1807 – Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi
dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan
angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena
langkanya tenaga pelatih.
- Tahun
1888 – Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian
berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan
Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti
malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
- Tahun
1925 – Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan
daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan
kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan
kesakitan.
- Tahun
1927 – STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi
sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah
menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan
tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat
Indonesia
- Tahun
1930 – Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan
- Tahun
1935 – Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan
penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
- Tahun
1951 -Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena
dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya
bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep
ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang
kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan
tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas
Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun
1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.
- Tahun
1952 – Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
- Tahun
1956 – Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek
percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan
pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan
pedesaan dan pelayanan medis.
- Tahun
1967 – Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarakat
terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah
disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B,
dan C.
- Tahun
1968 – Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah
merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan
oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan
yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh
dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan
di kotamadya/kabupaten.
- Tahun
1969 : Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai
dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal
dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah
kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
- Tahun
1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe
Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi
puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya
Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro
Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk
pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.
- Tahun
1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana
di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
- Awal
tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang
juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok.
SEJARAH
PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Zaman
dahulu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah setan, roh-roh jahat
dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam
penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai
besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha melalukan
perbaikan dalam mengatasi orng-orang yg mengalami gangguan mental.
Kesehatan mental ungkapan ini diciptakan
oleh W. Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui
"pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika.
Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi dari sakit mental,
cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang lebih luas melampaui
domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya kejiwaan.
Kesehatan
mental mulai berkembang sejak perang dunia ke II .Sejak awal perang dunia ke II
kesehatan mental bukan lagi suatu istilah yang asing bagi orang – orang .Dalam
bidang kesehatan mental kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah
terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya
mengatasinya sejalan dengan peradaban.
Namun
seiring jaman yang semakin maju dan perkembangan ilmu pengetahuan Philippe
Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris, mengadakan perbaikan dalam
menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya
Ada
juga dari tokoh lainnya yang mempengaruhi perkembangan kesehatan mental :
1. Clifford
Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua
tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan
kerasnya perlakuan serta cara penyembuhannya
2. Dorothea
Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari
Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental
dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki
kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke
Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar
pada abad ke-19.
Ada juga tunjuan mempeljari Kesehatan mental
yaitu :
1.
Memahami makna kesehatan mental dan
faktor-faktor penyebabnya.
2.
Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan
dalam penanganan kesehatan mental.
3.
Memiliki kemampuan dasar dalam usaha
peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
4.
Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan
mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.
Teori Kepribadian Sehat Menurut Beberapa Ahli
1.
Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model
kepribadian. Teori ini sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud
(1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tentang struktur
kepribadian dan sebeb-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu
perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan
dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari permunculan dalam
perilaku dan pikiran. Menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan
ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual. Dan apabila
dorongan-dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan
kepribadian dan juga mangganggu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis.
Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan
tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang
tidak disadari” atau unconscious motivation, menguraikan ide kunci dari
psikoanalisa. Psikolanalisa mempunyai metode untuk membongkar gangguan-gangguan
yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis
mimpi dan metode asosiasi bebas.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa
dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi
psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut
psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda,
yaitu: Id, Ego, Super Ego.
·
Id merupakan bagian paling primitif dalam kepribadian
dan dari sinilah nanti Ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu
ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
·
Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia
berfungsi secara rasional berdasarkan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi
kebutuhan Id secara realistis, yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring
dorongan-dorongan yang dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
·
Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral
masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super
Ego merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilaian apakah
sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada
kesempurnaan.
Freud mengumpamakan
pikiran manusia sebagai fenomena gunung es. Bagian kecil yang nampak diatas
permukaan air menggambarkan pengalaman sadar, bagian yang jauh lebih besar di
bawah permukaan air yang menggambarkan ketidaksadaran seperti impuls, ingatan,
nafsu dan hal lain yang mempengaruhi pikiran dan perilaku.
2.
Aliran Behavioristik
Aliran ini menganggap bahwa manusia sebagai mesin
layaknya alat pengatur panas. Maksudnya adalah manusia sebagai sistem konflik
yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum. Aliran ini juga menganggap
manusia tidak memiliki sikap diri sendiri. Behaviorisme atau aliran perilaku
(juga disebut perspektif belajar) adalah filososi dalam psikologi yang berdasar
pada proporsi bahwa semua yang dilakukan organisme -termasuk tindakan, pikiran
atau perasaan- dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat
bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa
fisiologis internal atau konstrak hipotesis seperti pikiran. Behaviorisme
beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati secara
pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta
peranan lingkungan yang merupakan kondisi lingkungan belajar dalam menjelaskan
perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang bersifat
mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan behavioristik terhadap
kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1.
Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal
lingkungan terhadap diri.
2. Pemahaman terhadap
manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif dan dikontrol dengan
seksama dalam eksperimen laboratorium.
3.
Aliran Humanistik
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai
bapak dari Psikologi Humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap
psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada
manusia dengan ciri-ciri eksistensinya. Psikologi humanistik dimulai di Amerika
Serikat Pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh psikologi humanistik
memandang behaviorisme mendahului manusia. Psikologi humanistik mengarahkan
perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia.
Menurut psikologi humanistik manusia adalah mahluk kreatif yang dikendalikan
oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri, bukan oleh kekuatan-kekuatan
ketidaksadaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya yang
dituangkan dalam bukunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut
diuraikan bahwa manusia terdapat 5 macam kebutuhan hierarki
Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu
lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Ada empat ciri
psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
a) Memusatkan
perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada
pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b) Mamberi
tekanan pada kulaitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas,
aktualisasi diri, sebagai lawan pandang tentang manusia yang mekanistis dan
reduksionis.
c) Menyadarkan
diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dalan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d) Memberikan
perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat
manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap
individu.
4. Pendapat Allport
Memahami dan menjelaskan perkembangan proplum sebagai
dadar perkembangan kepribadian yang sehat. Gambaran kodrat manusia yang
diutarakan Allport adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung.
Allport lebih optimis tentang kodrat manusia dari pada freud, dan ia
memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa terhadap manusia, sifat-sifat
yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanaknya. Seperti dikemukakan,
pandangan-pandangan pribadi dan professional dari Allport adalah positif, penuh
harapan dan menyanjung-nyanjung. Karena itu salah satu pendekatan yang berguna
terhadap pemahaman segi pandangan psikologis Allport adalah mengemukakan
tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukkan bagaimana
tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada Freud. Allport tidak percaya
bahwa orang-orang yang matang dan sehat di kontrol dan dikuasai oleh tak sadar,
kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Berikut ini adalah
tujuh kriteria kepribadian yang matang:
1) Perluasan
perasaan diri
2) Hubungan
diri yang hangat dengan orang-orang lain
3) Keamanan
emosional
4) Persepsi
realistis
5) Keterampilan-keterampilan
dan tugas-tugas
6) Pemahaman
diri
7) Filsafat
hidup yang mempersatukan
5.
Pendapat Rogers
Rogers bekerja dengan individu-individu yang terganggu
yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat
pasien-pasien ini (dia lebih suka menyebut mereka “klien-klien”), Rogers
mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama
terhadap perubahan kepribadian terhadap klien, bukan pada ahli terapi (sperti
pada pendekatan Freud). Karena itu disebut “terapi yang berpusat pada klien”
(client-centered therapy). Jelas, metode ini menganggap bahwa individu yang
terganggu memiliki suatu tingkat kemampuan dan kesadaran tertentu dan
mengatakan kepada kita banyak tentang pandangan Rogers mengenai kodrat manusia.
Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar tidak dikontrol oleh
peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan,
penyapihan atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya. Hal-hal ini tidak
menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak
dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi
kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting dari pada masa lampau. Rogers
tetap berfokus pada apa yang terjadi dengan kita sekarang, bukan yang terjadi
pada waktu itu.
Roges memberikan lima sifat orang yang berfungsi
sepenuhnya, yaitu:
a. Keterbukaan
pada pengalaman
b. Kehidupan
eksistensial
c. Kepercayaan
terhadap organisme sendiri
d. Perasaan
bebas
e. Kreatifitas
6.
Pendapat Abraham Maslow
Tujuan yang menantang dari Maslow adalah mempelajari
beberapa banyak potensi yang kita miliki untuk perkembangan dan pengungkapan
manusia yang penuh. Dalam pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan
atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasi diri. Maslow
menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris: “Pertama dan yang paling
penting adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri
yang hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa perkembangan yang
benar-benar sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi dalam bentuk
mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini.”
Individu yang sehat adalah individu yang berhasil
mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan kedalam diri sendiri, tetapi bisa
diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan
orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri.
Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui hierarki
kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta
kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga mengatakan bahwa
pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang
yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi baik
mental maupun fisik.
7.
Pendapat Erick Fromm
Fromm adalah ahli teori pertama yang dibicarakan
sampai sekarang yang menyamakan kesehatan psikologi dan kesehatan mental dengan
kebahagiaan. Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dari kepribadian
sehat, bukan suatu hasil sampingan yang terjadi kebetulan. Kebahagiaan
merupakan hasil dari kehidupan produktif dan membantu serta memajukan juga
tingkat-tingkat prouktifitas yang lebih tinggi. Kebahagiaan sungguh-sungguh
merupakan suatu bagian dari kehidupan sehat, sehingga dapat diambil sebagai
bukti dari tingkat kesehatan psikologis yang telah dicapai seseorang. Fromm
mengembangkan dan memperhalus teorinya sendiri tentang kepribadian. Sistemnya
menggambarkan kepribadian sebagai yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan sosial
yang mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak dan juga kekuatan-kekuatan
sosial yang mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak dan juga
kekuatan-kekuatan historis yang telah mempengaruhi perkembangan spesies
manusia.
Fromm mengemukakan 5 kebutuhan yang berasal dari
dikotomi kebebasan dan kemanan, yaitu:
1.
Hubungan
2.
Transdensi
3.
Berakar
4.
Perasaan Identit
5.
Kerangka Orientasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar