Definisi
Penyesuaian Diri
Woodworth
(Soetarno,1994) berpendapat bahwa pada dasarnya terdapat empat jenis hubungan
antara individu dengan lingkungan yaitu:
1.
Individu
bertentangan dengan lingkungannya.
2.
Individu
memanfaatkan lingkungannya.
3.
Individu
berpartisipasi dalam kegiatan lingkungannya.
4.
Individu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Schneiders
(1964) mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan kesatuan fisik dan psikis
individu untuk mengatasi segala tuntutan baik yang berasal dari dalam maupun
yang berasal dari luar diri individu. Penyesuaian ditentukan oleh bagaimana
seseorang dapat berinteraksi dengan baik. Tanggapan-tanggapan terhadap orang
lain atau lingkungan sosial, pada umumnya dapat dipandang sebagai cermin apakah
seseorang dapat mengadakan penyesuaian diri dengan baik atau tidak.
Menurut
Woodworth (Soetarno,1994) pada dasarnya manusia senantiasa berusaha menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Menyesuaikan diri disini ada dua macam:
1.
Secara autoplastic.
Yaitu mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungannya. Penyesuaian ini bersifat pasif karena aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan ditentukan oleh lingkungan.
2.
Secara
alloplastic.
Yaitu mengubah lingkungan sesuai dengan
keadaan atau keinginan diri sendiri. Penyesuaian ini bersifat aktif karena
aktivitas individu mempengaruhi lingkungannya.
Menurut
Hurlock (1997) penyesuaian diri diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk
menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada
khususnya. Orang dapat menyesuaikan diri secara baik dengan mempelajari
berbagai ketrampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara
diplomatis dengan orang lain, baik teman, anggota keluarga, maupun orang yang
tidak dikenal.
Menurut
Davidoff (1991) penyesuaian diri atau adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu
kondisi diri dan tuntutan lingkungan. Manusia dituntut menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam. (http://www.e-psikologi.com).
Kartono (1981) juga berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan usaha untuk
mencapai satu integrasi dan keseimbangan atau equilibrium batin.
1.
Penyesuaian
diri personal
Penyesuaian
diri personal adalah penyesuaian diri yang diarahkan kepada diri sendiri. Penyesuaian
ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.
Penyesuaian
Diri Fisik dan Emosi
Dikatakan oleh Schneiders bahwa
kesehatan fisik berhubungan erat dengan kesehatan emosi . Ada tiga hal yang
perlu diperhatikan dalam kesehatan emosi dan penyesuaian diri, yaitu ; adekuasi
emosi, kematangan emosi, dan kontrol emosi.
b.
Penyesuaian
Diri Seksual
Merupakan kapasitas yang bereaksi
terhadap realitas seksual (impuls-impuls, nafsu, pikiran, konflik-konflik,
frustasi, perasaan salah dan perbedaan seks). Kapasitas tersebut memerlukan
perasaan, sikap sehat yang berkenaan dengan seks, kemampuan menunda ekspresi
seksual, orientasi heteroseksual yang adekuat, kontrol yang ketat dari pikiran
dan perilaku, identifikasi diri yang sehat.
c.
Penyesuaian
Moral dan Religius
Moralitas adalah kapasitas untuk
memenuhi moral kehidupan secara efektif dan bermanfaat yang dapat memberikan
kontribusi ke dalam kehidupan individu.
2.
Penyesuaian
Diri Sosial
Dikatakan
Schneiders bahwa rumah, sekolah dan masyarakat merupakan aspek khusus dari
kelompok sosial. Hal ini berarti melibatkan pola-pola hubungan diantara
kelompok tersebut dan saling berhubungan secara integral diantara ketiganya.
3.
Penyesuaian
Diri Marital atau Perkawinan
Penyesuaian
diri marital pada dasarnya adalah seni kehidupan yang efektif dan bermanfaat
dalam kerangka tanggung jawab, hubungan dan harapan yang terdapat pada keadaan
suatu perkawinan.
4.
Penyesuaian
Diri Jabatan atau Vokasional
Berhubungan
erat dengan penyesuaian diri akademis dimana kesuksesan dalam penyesuaian diri
akademik akan membawa keberhasilan seseorang didalam penyesuaian diri karir
atau jabatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Penyesuaian Diri
Kemampuan
individu mengelola masalah atau konflik yang dihadapinya serta mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lingkungannya, dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Hurlock (1997) mengemukakan ada empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan
individu dalam menyesuaikan diri, yaitu:
a.
Tergantung
dimana individu itu dibesarkan
b.
Model
yang diperoleh individu di rumah, terutama dari orangtuanya.
c.
Motivasi
untuk belajar dilakukan penyesuaian diri dan sosial.
d.
Bimbingan
dan bantuan yang cukup dalam proses belajar penyesuaian diri.
Schneiders
(1964) menyatakan bahwa faktor-aktor yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah:
a.
Kondisi
jasmani,
b.
Perkembangan
dan kematangan, meliputi kematangan intelektual,
c.
Determinan
psikologis yang meliputi pengalaman-pengalaman, hasil belajar, kondisioning,
determinan dini, frustasi dan konflik.
d.
Kondisi
lingkungan,
e.
Determinan
kultur termasuk religi.
Penyesuaian Diri yang baik
Pendapat
yang dikemukakan oleh Meichati (1983) keberhasilan individu dalam melakukan
penyesuaian diri menimbulkan perasaan puas, superior dan menumbuhkan rasa
percaya diri. Unsur-unsur pendukung dalam penyesuaian diri antara lain yaitu
kemampuan mengatasi tekanan kebutuhan, kemampuan yang layak untuk mengatasi
frustasi dan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang cocok.
Kriteria
Individu yang berhasil dalam mengadakan penyesuaian diri mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a.
Dapat
memenuhi segala kebutuhannya tanpa harus melebih-lebihkan atau mengurangi
kebutuhannya.
b.
Tidak
merugikan orang yang melakukan penyesuaian diri yang sama dalam memenuhi
kebutuhannya.
c.
Mampu
melakukan tanggung jawab terhadap lingkungan tempat tinggal.
Menurut
Kartono (1981) salah satu ciri dari kepribadian yang sehat mentalnya adalah
adanya kemampuan untuk mengadakan adjustment atau penyesuaian diri secara harmonis
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Menurut
Hurlock (1997) biasanya orang yang berhasil melakukan penyesuaian diri yang
baik mengembangkan sikap sosial yang menyenangkan, seperti kesediaan untuk membantu
orang lain. Hurlock juga mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian diri yang
baik, yaitu sebagai berikut:
a.
Penampilan
Nyata
b.
Penyesuaian
diri terhadap berbagai kelompok
c.
Memiliki
Sikap Sosial
d.
Adanya
Kepuasan Pribadi
Penyesuaian Diri yang gagal
Menurut
Schneiders (1964) ciri-ciri individu yang penyesuaian dirinya
terhambat yaitu:
1.
Tidak
dapat menahan diri dari emosi yang berlebihan, cenderung kaku dan tidak
fleksibel dalam berhubungan dengan orang lain.
2.
Mengalami
kesulitan untuk bangkit kembali setelah mengalami masalah yang berat.
3.
Tidak
mampu mengatur dan menentukan sesuatu yang terbaik bagi dirinya dan yang sesuai
dengan lingkungan, baik di dalam pikiran maupun sikapnya.
4.
Individu
lebih terpaku pada aturan yang diterapkan oleh orang lain yang belum tentu
cocok dengan dirinya.
5.
Kurang
realitas dalam memandang dan menerima dirinya, serta memiliki tuntutan yang
melebihi kemampuan dirinya.
Partosuwido
(dalam Jufri,1999) menyatakan bahwa orang yang mampu menyesuaikan diri dalam
segala kemungkinan dan mampu mengatasi persoalan adalah merupakan ciri orang
bermental sehat. Hal ini berarti bahwa ketika individu tidak memiliki mental
yang sehat maka akan mengalami gangguan dan hambatan didalam penyesuaian diri
terhadap lingkungan.
Daradjat
(1969) mengemukakan bahwa ada tiga faktor manifestasi dari emosi yang
terhambat, mempengaruhi penyesuaian diri yaitu:
a.
Frustasi
b.
Konflik
c.
Kecemasan
Ketidakmampuan
melakukan penyesuaian diri dapat juga disebabkan karena ketidakseimbangan
antara tuntutan (task) dan kemampuan (skill), sehingga menimbulkan penyesuaian
sosial yang salah_(http://www.google.com).
Sumber:
http://2.bp.blogspot.com/-IWRsB6rT0-4/UXqg_
8G4NI/AAAAAAAAAPU/lpDcthVi4es/s1600/Penyesuaian+diri.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar