Rabu, 28 Mei 2014

Kesehatan Mental - Penyesuaian Diri


Definisi Penyesuaian Diri
Woodworth (Soetarno,1994) berpendapat bahwa pada dasarnya terdapat empat jenis hubungan antara individu dengan lingkungan yaitu:
1.      Individu bertentangan dengan lingkungannya.
2.      Individu memanfaatkan lingkungannya.
3.      Individu berpartisipasi dalam kegiatan lingkungannya.
4.      Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Schneiders (1964) mengatakan bahwa penyesuaian diri merupakan kesatuan fisik dan psikis individu untuk mengatasi segala tuntutan baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar diri individu. Penyesuaian ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan baik. Tanggapan-tanggapan terhadap orang lain atau lingkungan sosial, pada umumnya dapat dipandang sebagai cermin apakah seseorang dapat mengadakan penyesuaian diri dengan baik atau tidak.
Menurut Woodworth (Soetarno,1994) pada dasarnya manusia senantiasa berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menyesuaikan diri disini ada dua macam:
1.       Secara autoplastic.
Yaitu mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungannya. Penyesuaian ini bersifat pasif karena aktivitas atau kegiatan yang dilakukan ditentukan oleh lingkungan.
2.      Secara alloplastic.
Yaitu mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan diri sendiri. Penyesuaian ini bersifat aktif karena aktivitas individu mempengaruhi lingkungannya.
Menurut Hurlock (1997) penyesuaian diri diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Orang dapat menyesuaikan diri secara baik dengan mempelajari berbagai ketrampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara diplomatis dengan orang lain, baik teman, anggota keluarga, maupun orang yang tidak dikenal.
Menurut Davidoff (1991) penyesuaian diri atau adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu kondisi diri dan tuntutan lingkungan. Manusia dituntut menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam. (http://www.e-psikologi.com). Kartono (1981) juga berpendapat bahwa penyesuaian diri merupakan usaha untuk mencapai satu integrasi dan keseimbangan atau equilibrium batin.
Schneiders (1964) juga mengemukakan bahwa ada empat macam bentukn penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu berdasarkan pada kontak situasional respon, yaitu:
1.      Penyesuaian diri personal
Penyesuaian diri personal adalah penyesuaian diri yang diarahkan kepada diri sendiri. Penyesuaian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.       Penyesuaian Diri Fisik dan Emosi
Dikatakan oleh Schneiders bahwa kesehatan fisik berhubungan erat dengan kesehatan emosi . Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam kesehatan emosi dan penyesuaian diri, yaitu ; adekuasi emosi, kematangan emosi, dan kontrol emosi.
b.      Penyesuaian Diri Seksual
Merupakan kapasitas yang bereaksi terhadap realitas seksual (impuls-impuls, nafsu, pikiran, konflik-konflik, frustasi, perasaan salah dan perbedaan seks). Kapasitas tersebut memerlukan perasaan, sikap sehat yang berkenaan dengan seks, kemampuan menunda ekspresi seksual, orientasi heteroseksual yang adekuat, kontrol yang ketat dari pikiran dan perilaku, identifikasi diri yang sehat.
c.       Penyesuaian Moral dan Religius
Moralitas adalah kapasitas untuk memenuhi moral kehidupan secara efektif dan bermanfaat yang dapat memberikan kontribusi ke dalam kehidupan individu.
2.      Penyesuaian Diri Sosial
Dikatakan Schneiders bahwa rumah, sekolah dan masyarakat merupakan aspek khusus dari kelompok sosial. Hal ini berarti melibatkan pola-pola hubungan diantara kelompok tersebut dan saling berhubungan secara integral diantara ketiganya.
3.      Penyesuaian Diri Marital atau Perkawinan
Penyesuaian diri marital pada dasarnya adalah seni kehidupan yang efektif dan bermanfaat dalam kerangka tanggung jawab, hubungan dan harapan yang terdapat pada keadaan suatu perkawinan.
4.      Penyesuaian Diri Jabatan atau Vokasional
Berhubungan erat dengan penyesuaian diri akademis dimana kesuksesan dalam penyesuaian diri akademik akan membawa keberhasilan seseorang didalam penyesuaian diri karir atau jabatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyesuaian Diri
Kemampuan individu mengelola masalah atau konflik yang dihadapinya serta mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lingkungannya, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hurlock (1997) mengemukakan ada empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam menyesuaikan diri, yaitu:
a.       Tergantung dimana individu itu dibesarkan
b.      Model yang diperoleh individu di rumah, terutama dari orangtuanya.
c.       Motivasi untuk belajar dilakukan penyesuaian diri dan sosial.
d.      Bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar penyesuaian diri.
Schneiders (1964) menyatakan bahwa faktor-aktor yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah:
a.       Kondisi jasmani,
b.      Perkembangan dan kematangan, meliputi kematangan intelektual,
c.       Determinan psikologis yang meliputi pengalaman-pengalaman, hasil belajar, kondisioning, determinan dini, frustasi dan konflik.
d.      Kondisi lingkungan,
e.       Determinan kultur termasuk religi.

Penyesuaian Diri yang baik
Pendapat yang dikemukakan oleh Meichati (1983) keberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian diri menimbulkan perasaan puas, superior dan menumbuhkan rasa percaya diri. Unsur-unsur pendukung dalam penyesuaian diri antara lain yaitu kemampuan mengatasi tekanan kebutuhan, kemampuan yang layak untuk mengatasi frustasi dan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang cocok.
Kriteria Individu yang berhasil dalam mengadakan penyesuaian diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Dapat memenuhi segala kebutuhannya tanpa harus melebih-lebihkan atau mengurangi kebutuhannya.
b.      Tidak merugikan orang yang melakukan penyesuaian diri yang sama dalam memenuhi kebutuhannya.
c.       Mampu melakukan tanggung jawab terhadap lingkungan tempat tinggal.
Menurut Kartono (1981) salah satu ciri dari kepribadian yang sehat mentalnya adalah
adanya kemampuan untuk mengadakan adjustment atau penyesuaian diri secara harmonis baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Menurut Hurlock (1997) biasanya orang yang berhasil melakukan penyesuaian diri yang baik mengembangkan sikap sosial yang menyenangkan, seperti kesediaan untuk membantu orang lain. Hurlock juga mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian diri yang baik, yaitu sebagai berikut:
a.       Penampilan Nyata
b.      Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok
c.       Memiliki Sikap Sosial
d.      Adanya Kepuasan Pribadi

Penyesuaian Diri yang gagal
Menurut Schneiders (1964) ciri-ciri individu yang penyesuaian dirinya
terhambat yaitu:
1.      Tidak dapat menahan diri dari emosi yang berlebihan, cenderung kaku dan tidak fleksibel dalam berhubungan dengan orang lain.
2.      Mengalami kesulitan untuk bangkit kembali setelah mengalami masalah yang berat.
3.      Tidak mampu mengatur dan menentukan sesuatu yang terbaik bagi dirinya dan yang sesuai dengan lingkungan, baik di dalam pikiran maupun sikapnya.
4.      Individu lebih terpaku pada aturan yang diterapkan oleh orang lain yang belum tentu cocok dengan dirinya.
5.      Kurang realitas dalam memandang dan menerima dirinya, serta memiliki tuntutan yang melebihi kemampuan dirinya.
Partosuwido (dalam Jufri,1999) menyatakan bahwa orang yang mampu menyesuaikan diri dalam segala kemungkinan dan mampu mengatasi persoalan adalah merupakan ciri orang bermental sehat. Hal ini berarti bahwa ketika individu tidak memiliki mental yang sehat maka akan mengalami gangguan dan hambatan didalam penyesuaian diri terhadap lingkungan.
Daradjat (1969) mengemukakan bahwa ada tiga faktor manifestasi dari emosi yang terhambat, mempengaruhi penyesuaian diri yaitu:
a.       Frustasi
b.      Konflik
c.       Kecemasan
Ketidakmampuan melakukan penyesuaian diri dapat juga disebabkan karena ketidakseimbangan antara tuntutan (task) dan kemampuan (skill), sehingga menimbulkan penyesuaian sosial yang salah_(http://www.google.com).

Sumber:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar