Gurindam
Pasal 5 - 6
Gurindam berasal dari Tamil
(India) dan merupakan satu bentuk puisi
Melayu lama. Raja Ali Haji yang
mengarang gurindam, menerangkan tentang gurindam sebagai berikut: "adapun
arti gurindam itu, yaitu perkataan yang bersajak pada akhir pasangannya, tetapi
sempurna perkataannya dengan satu pasangannya sahaja, jadilah seperti sajak
yang pertama itu syarat dan sajak yang kedua itu jadi seperti jawab”, (Raja Ali
Haji, 1996: Puisi Lama Sutan Takdir
Alisyahbana).
Dalam surat Raja Ali Haji kepada Roorda
van Eijsinga tanggal 2 Juli 1846 ada tertulis; "Syahdan suatupun tiada
cendera mata kepada sahabat kita, ha-nyalah satu surat Hikayat Sultan Abdul
Muluk yang sudah kita sendiri nazamkan dengan bahasa Melayu Johor yang terpakai
pada masa ini." Jadi menurut surat ini terang Raja Ali Haji sendiri yang
mengarang syair Abdul Muluk ini. Tetapi menurut keterangan H. von de Wall,
bukanlah Raja Ali Haji yang mengarang syair itu, tetapi saudaranya yang perempuan,
yang bernarna Saleha. Adapun Raja Ali Haji itu saudara sepupu Raja Ali yang
menjadi raja muda Riau dari tahun 1 844 hingga tahun 1857. (Raja Ali Haji,
1996: Puisi Lama Sutan Takdir Alisyahbana).
Ciri – ciri gurindam biasanya terdiri
dari sebuah kalimat majemuk, yang dibagi jadi dua baris yang bersajak a-a, b-b,
c-c dan seterusnya. Tiap-tiap baris itu sebuah kalimat perhubungan antara anak kalimat dengan induk
kalimat. Isinya merupakan
nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatu sebab akibat.
Jumlah suku tiap-tiap baris tidak
ditentukan, biasanya antara 9 sampai 15 suku kata,demikian juga iramanya tidak tetap. Baris pertama diakhiri dengan tanda
koma, sedangkan baris kedua diakhiri dengan tanda titik. Maksud gurindam secara sederhana ialah mengatakan suatu kebenaran
pepatah atau peribahasa, berisi nasihat agar lebih berhati-hati dalam
berperilaku.
- Gurindam Pasal V dan VI
Gurindam V
Ini gurindam pasal yang
kelima
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Gurindam VI
Ini gurindam pasal yang
keenam
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan
isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
- Analisis
- Analisis Gurindam Pasal 5
Pasal v
|
Isi/maksud
|
Nilai
|
Pesan
|
Bait I:
Jika hendak mengenal
orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa. |
Orang yang berbangsa
adalah orang yang memiliki budi dan bahasa yang baik.
|
Nilai moral
|
Jadilah orang yang
berbangsa seperti yang diartikan dalam bait tersebut.
|
Bait II
Jika hendak mengenal
orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia. |
Orang yang bahagia
adalah orang yang memiliki ketrentaman dalam hatinya. Orang yang berbahagia
juga memperhatikan hal-hal kecil yang terkadang orang lain tidak pedulikan.
|
Nilai moral
|
Jangan terlalu
mementingkan hal-hal yang bersifat
duniawi atau sia sia. Seperti harta atau semacamnya. Tetapi kita harus
memikirkan hal-hal tentang akhirat.
|
Bait III
Jika hendak mengenal
orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia. |
Orang mulia adalah
orang yang memiliki perilaku yang baik. Jika kita ingin mengenal orang mulia
maka akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
|
Nilai moral
|
Sebaiknya kita jangan
sembarangan menilai seseorang. Kita harus melihat kepribadiannya terlebih
dahulu.
|
Bait IV
Jika hendak mengenal
orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu. |
Orang yang berilmu
adalah orang yang tidak sombong sehingga ia tidak malu bertanya dan terus
belajar. Seseorang yang berilmu biasanya tidak bosan untuk bertanya dan
belajar
|
Nilai moral
|
Jangan bosan untuk
bertanya dan belajar jika ingin menjadi seseorang yang berilmu.
|
Bait V
Jika hendak mengenal
orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal. |
Orang berakal adalah
orang yang selalu berfikir dalam bertindak. Seseorang yang berakal pasti
memiliki sesuatu untuk bekal didunia dan di akhirat.
|
Nilai moral
|
Kita harus memiliki
ilmu agar dapat menjadi pegangan hidup kita selama di dunia dan menyelamatkan
kita di akhirat.
|
Bait VI
Jika hendak mengenal
orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai. |
Perilaku seseorang
dapat terlihat saat orang tersebut berada di tengah masyarakat.
|
Nilai moral
|
Berperilakulah yang
baik di tengah masyarakat. Karena perilaku kita akan mencerminkan kepribadian
kita dan mempengaruhi penilaian masayarakat terhadap kita.
|
- Analisi
Gurindam Pasal 6
PASAL VI
|
Isi/maksud
|
Nilai
|
Pesan
|
Bait I
Cahari olehmu akan
sahabat,
yang boleh dijadikan obat. |
Sahabat adalah
seseorang yang dapat menerima kita apa adanya dan setia. Carilah seorang
sahabat yang mau berbagi kasih dengan kita
|
Nilai moral
|
Sebaiknya kita harus
pintar pintar memilih seorang sahabat
|
Bait II
Cahari olehmu akan
guru,
yang boleh tahukan tiap seteru. |
Guru adalah seseorang
ataupun benda mati seperti buku yang dapat memberikan ilmu kepada kita. Carilah seorang guru yang
bersedia menjadi tempat kita bertanya
|
Nilai moral
|
Janganlah malu untuk
bertanya kepada guru (buku, teman, guru pembimbing) untuk memberikan ilmu
kepada kita.
|
Bait III
Cahari olehmu akan
isteri,
yang boleh menyerahkan diri. |
Carilah seorang istri
yang mau dan bersedia untuk selalu berbakti kepada suamiya.
|
Nilai moral
|
Sebagai seorang istri
yang baik seharusnya taat dan patuh kepada suaminya
|
Bait IV
Cahari olehmu akan
kawan,
pilih segala orang yang setiawan. |
Pilihlah teman yang
mau setia kepada kita
|
Nilai moral
|
Kita harus memilih
teman yang dapat menerima kita dalam keadaan terbaik maupun terburuk kita
|
Bait V
Cahari olehmu akan
abdi,
yang ada baik sedikit budi, |
Sebaiknya memilih
seorang pengikut itu harus yang memiliki budi pekerti yang baik.
|
Nilai moral
|
Jangan sembarang
memilih orang untuk mendapatkan kepercayaan sebelum kita mengenal kepribadian
mereka
|
Gurindam
|
Ciri-ciri
|
Pasal V
|
-
Bersajak a-a, b-b,c-c dan seterusnya
-
Terdiri dari 2 baris dalam satu bait
-
Berisi nilai moral
-
Jumlah suku kata tiap baris berkisar 11-16 suku kata
|
Pasal VI
|
-
Bersajak a-a, b-b,c-c dan seterusnya
-
Terdiri dari 2 baris dalam satu bait
-
Berisi nilai moral
-
Jumlah suku kata tiap baris berkisar 9-12 suku kata
|
- Kesimpulan
Gurindam pasal V dan VI merupakan bentuk puisi lama yang berasal
dari melayu. Gurindam memiliki cirri-ciri fisik yaitu, bersajak a-a,b-b,c-c dan
seterusnya, terdiri dari 2 baris dalam satu bait, terdiri dari 9-16 suku kata.
Gurindam pasal V dan VI berisi nilai moral yang mengandung nasehat-nasehat dan mengajarkan
manusia dalam bertingkah laku dalam bermasyarakat.
Pustaka Acuan:
http://id.wikipedia.org/wiki/Gurindam_12 Kategori:
Artikel
yang harus dipindah | Puisi | Raja Ali Haji (12 Juli 2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Sastra,
(12 Juli 2011)
Alisyahbana, Sutan Takdir.1996. Puisi lama. Jakarta: Ismail.
Sundiawan, Awan.
2008. Mengenal Gurindam. Jakarta:
Regina.
Boediono.2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru.
Jakarta: Bintang Indonesia (12 Juli 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar